1.
sushi
Sushi (鮨, 鮓, atau biasanya すし, 寿司?) adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak.Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula.
Sushi (鮨, 鮓, atau biasanya すし, 寿司?) adalah makanan Jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak.Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, dan gula.
Asal usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang
ditulis dengan huruf kanji sushi (酸し?). Pada awalnya, sushi yang ditulis
dengan huruf kanji 鮓 merupakan istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan
disebut gyoshō (魚醤?) yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk ragi (麹
koji?) atau ampas sake (糟 kasu?). Penulisan sushi menggunakan
huruf kanji 寿司 yang dimulai pada zaman Edo periode pertengahan
merupakan cara penulisan ateji (menulis dengan huruf kanji lain yang berbunyi
yang sama).
Konon kebiasaan mengawetkan ikan dengan menggunakan beras
dan cuka berasal dari daerah pegunungan di Asia Tenggara. Istilah sushi berasal
dari bentuk tata bahasa kuno yang tidak lagi dipergunakan dalam konteks lain;
secara harfiah, "sushi" berarti "itu (berasa) masam"
Sashimi (刺身?) adalah makanan Jepang berupa
makanan laut dengan kesegaran prima yang langsung dimakan dalam keadaan mentah
bersama penyedap seperti kecap asin, parutan jahe, dan wasabi. Makanan laut
segar seperti ikan, kerang, dan udang karang dihidangkan dalam bentuk irisan
kecil yang mudah dimakan, sedang udang berukuran kecil ada yang hanya dikupas
kulit dan dibuang kepalanya saja.
Tsuma adalah sebutan untuk bahan makanan penyerta yang bisa
berupa lobak yang dipotong panjang-panjang dengan ukuran sangat halus, daun
berwarna hijau yang disebut Oba (Aojizo), atau rumput laut seperti Wakame dan
Tosakanori.Sashimi juga berarti menikmati sesuatu dalam keadaan mentah, mulai
dari potongan mentah daging Kuda (Basashi), daging ayam (Torisashi), hati ayam
atau hati sapi, sampai pada potongan Konnyaku dan kembang tahu yang disebut
Yuba.
Di daerah Kansai, sashimi lebih dikenal dengan sebutan O-tsukuri.
Onigiri (おにぎり, 御握り?)
(bahasa Indonesia: nasi kepal) adalah nama Jepang untuk makanan berupa nasi
yang dipadatkan sewaktu masih hangat sehingga berbentuk segitiga, bulat, atau
seperti karung beras. Dikenal juga dengan nama lain omusubi, istilah yang
kabarnya dulu digunakan
kalangan wanita di istana kaisar untuk menyebut onigiri.
Onigiri dimakan dengan tangan, tidak memakai sumpit.
Onigiri juga dijual di toko kelontong di Hong Kong, daratan
Cina, Taiwan, dan Korea Selatan. Dalam bahasa Korea, makanan ini disebut
"jumeok bap" (Hangul: 주먹밥) atau "samgak
gimbap" (Hangul: 삼각김밥), arti harfiah: "nasi
kepal" atau "nasi segi tiga rumput laut".
Udon (うどん,饂飩?) adalah salah satu
jenis mi yang sudah dikenal di Jepang sejak dulu, dibuat dari tepung terigu dan
berbentuk tebal serta agak lebar.
Di zaman kuno, udon dilafalkan sebagai "undon".
Konon orang Jepang mengenalnya pada abad pertengahan sebagai makanan asal
Tiongkok. Sampai sekarang, pangsit (wonton) dalam dialek Wu ditulis sebagai 餛飩
dan dibaca sebagai undon.Dalam kitab Engishiki, "undon" diperkenalkan
sebagai salah satu jenis makanan dari dinasti Tang. Tapi "undon"
zaman itu mungkin lebih dekat dengan pangsit, karena berupa daging dibungkus
lembaran tepung yang digilas tipis.
Udon yang dikenal sekarang ini dulunya disebut Kirimugi, dan
baru disebut "udon" sejak zaman Edo. Pada waktu itu, "udon"
adalah nama untuk sejenis masakan berupa kirimugi yang dimakan dengan kuah
hangat, atau didinginkan dengan air es setelah direbus.
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Udon
Dorayaki (どらやき。銅鑼焼き、ドラ焼き?) adalah kue yang
berasal dari Jepang. Dorayaki termasuk ke dalam golongan kue tradisional Jepang
(wagashi). Kue ini bentuknya bundar sedikit tembam, dibuat dari dua lembar
panekuk yang direkatkan dengan selai kacang merah. Dorayaki memiliki tekstur
lembut dan mirip castella karena adonan diberi madu. Dorayaki hampir serupa
dengan imagawayaki, namun berbeda bentuk dan cara memanggang.
Di Indonesia, kue ini mulai diperkenalkan bersamaan dengan
diputarnya seri anime Doraemon di televisi. Tokoh Doraemon mempunyai kegemaran
makan kue dorayaki. Dorayaki di Indonesia sudah disesuaikan dengan selera
lokal, antara lain dorayaki berisi cokelat atau keju.
Pada mulanya, Dorayaki hanya terdiri dari satu lembar kue
bundar dengan pinggiran yang dilipat sedikit hingga berbentuk segi empat. Di
bagian tengah kue diberi selai kacang azuki.
Pada tahun 1914, perusahaan kue Usagiya memperkenalkan
dorayaki yang dibuat dari adonan castella dan terdiri dari dua lembar
panekuk.[1] Dorayaki yang terdiri dari dua lembar panekuk dan berbentuk bundar
kemudian menjadi populer di seluruh Jepang. Di daerah Kansai (Osaka atau Nara),
kue ini juga dikenal dengan nama mikasa(三笠).
Kue ini diberi nama dorayaki karena bentuknya yang mirip
gong (bahasa Jepang: dora).[2] Menurut cerita lain, samurai bernama Saito
Musashibo Benkei adalah pencipta kue ini. Benkei menderita luka-luka dan harus
dirawat di rumah penduduk. Setelah sembuh, Benkei memanggang adonan dari
campuran air dan tepung terigu di atas gong.[1] Hasilnya berupa kue bundar berisi
selai kacang merah yang diberikan kepada orang yang merawatnya sebagai ucapan
terima kasih.
Mochi (Jepang: 餅; Hanzi: (麻糬)) adalah kue Jepang yang terbuat dari beras
ketan, ditumbuk sehingga lembut dan lengket, kemudian dibentuk menjadi bulat.
Di Jepang, kue ini sering dibuat dan dimakan pada saat perayaan tradisional
mochitsuki atau perayaan tahun baru Jepang. Namun, jenis kue ini dijual dan
dapat diperoleh di toko-toko kue di sepanjang tahun. Ia memiliki rasa yang khas
yaitu lembut di saat pertama kali dimakan, dan lama kelamaan menjadi lengket.
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Moci
Takoyaki (たこ焼き?) adalah nama makanan asal daerah
Kansai di Jepang, berbentuk bola-bola kecil dengan diameter 3-5 cm yang dibuat
dari adonan tepung terigu diisi potongan gurita di dalamnya.
Takoyaki biasanya dijual sebagai jajanan di pinggir jalan
untuk dinikmati sebagai camilan. Takoyaki biasa dijual dalam bentuk set dengan
1 set berisi 5, 6, 8 hingga 10 buah takoyaki yang disajikan di atas lembaran
plastik berbentuk perahu atau dimasukkan ke dalam kemasan plastik transparan
untuk dibawa pulang. Sewaktu ada matsuri sering dijumpai kios penjual takoyaki
sebesar bola tenis (jambotako) yang menjual takoyaki secara satuan.
Takoyaki dimakan dengan menggunakan tusuk gigi, tetapi di
Tokyo dimakan dengan menggunakan sumpit sekali pakai. Penjual takoyaki selalu
memberikan 2 batang tusuk gigi untuk satu orang, karena takoyaki yang ditusuk
dengan sebatang tusuk gigi bisa berputar-putar sewaktu diangkat dan jatuh
sebelum masuk ke mulut.
Pada mulanya, takoyaki dijual dengan menggunakan tusukan
bambu dengan isi 3 buah per tusuk. Di sekitar tahun 2000 masih bisa dijumpai
sebuah kios yang menjual takoyaki dengan tusukan bambu di Prefektur Aichi,
tetapi sekarang sudah tutup dengan alasan usia lanjut penjualnya.
Harga takoyaki bisa berbeda-beda bergantung wilayah dan kios
yang menjual. Satu set berisi 5-8 buah takoyaki biasa dihargai antara 200 yen
hingga 400 yen. Di daerah Kansai, harga bisa menjadi lebih murah akibat
persaingan ketat di antara penjual.
Di kota Osaka, kios penjual takoyaki bisa dengan mudah
dijumpai di mana-mana. Penjual dengan kios yang agak luas kadangkala
menyediakan ruangan khusus untuk makan takoyaki, tetapi takoyaki sering
dinikmati secara santai sambil berdiri, berjongkok atau dimakan sambil
berjalan. Pembeli bisa menonton penjual yang sedang membolak-balik takoyaki
agar bulat seperti bola sambil menunggu pesanannya jadi. Takoyaki sebaiknya
dinikmati di tempat dalam keadaan panas-panas, walaupun pembeli sering meminta
dibungkus untuk dibawa pulang.
Takoyaki merupakan jajanan populer yang dijual kios pasar
kaget (yatai) sewaktu hatsumode (kunjungan pertama ke kuil di awal tahun baru)
dan berbagai matsuri. Toko makanan ringan tradisional (dagashiya) yang
merupakan tempat jajan anak sekolah sering menjual takoyaki dengan harga yang
lebih murah.
Kios takoyaki bisa dijumpai di toko swalayan di kota-kota
besar di Jepang. Di toko swalayan bisa dijumpai takoyaki sebagai makanan beku
yang tinggal dipanaskan dengan oven microwave.
Setiap rumah di Osaka biasanya dimiliki wajan (loyang) untuk
membuat sendiri takoyaki di rumah. Sebagai makanan kebanggaan yang sering
dijadikan lauk untuk makan nasi putih, penduduk Osaka biasanya baik perempuan
maupun laki-laki tahu cara membuat dan bisa memanggang takoyaki. Bahan-bahan
untuk membuat takoyaki tersedia secara lengkap di toko. Wajan takoyaki
merupakan salah satu perabot rumah tangga yang harus dihadiahkan orangtua
kepada anak perempuan yang menjadi pengantin.
Bahan rahasia (seperti baking powder) atau asinan jahe
berwarna merah (benishōga) sering pula dicampurkan ke dalam adonan. Penjual
yang senang berkreasi kadangkala menambahkan keju atau konnyaku ke dalam
takoyaki.
Saus yang dipakai biasanya adalah saus okonomiyaki walaupun
ada juga saus khusus untuk takoyaki yang rasanya tidak jauh berbeda dengan saus
okonomiyaki.
Takoyaki dengan isi yang disukai penduduk setempat
(kadang-kadang tanpa gurita) berusaha diperkenalkan di negara-negara yang
penduduknya merasa ngeri memakan gurita.
Yakiniku (焼肉?, daging panggang) adalah istilah
bahasa Jepang untuk daging yang dipanggang atau dibakar di atas api. Dalam arti
luas, yakiniku juga mencakup berbagai masakan daging sapi, babi, atau jeroan
yang dipanggang, seperti bistik, panggang daging domba (jingisukan), dan
barbeque.
Daging dipanggang di atas api dari arang atau gas dengan
memakai kisi-kisi dari besi atau di atas plat dari besi (teppan). Potongan
daging berbentuk segi empat sering ditusuk dengan tusukan dari logam sebelum
dipanggang. Di rumah makan yakiniku, sesudah dipanggang, daging yang berukuran
agak besar sering perlu dipotong dengan gunting di hadapan pengunjung.
Istilah "horumon" dalam "horumonyaki"
berasal dari dialek Kansai "horumon" (benda buangan) yang digunakan
untuk menyebut jeroan. Perbedaan yakiniku dengan bulgogi atau kalbi telah
menjadi sangat kabur, karena keduanya juga disebut "yakiniku" di
Jepang. Horumonyaki diciptakan oleh imigran Korea di daerah Kansai seusai
Perang Dunia II.[1]
Di rumah makan yakiniku, pengunjung memilih sendiri daging
mentah yang diingini, satu per satu menurut jenis atau satu set daging di dalam
piring. Pengunjung rumah makan dipersilakan memanggang sendiri daging tersebut.
Alat pemanggang daging ada di meja pengunjung, dan bisa berupa alat pemanggang
daging dengan sumber api gas atau arang. Sebelum dimakan, daging
dicelup ke dalam saus yang disebut tare. Saus tare mempunyai
2 jenis yaitu niku tare (saus berwijen) dan soto tare (saus tidak berwijen).
Sebelum dipanggang, daging dan seafood pilihan dicelupkan ke dalam saus niku
tare, yang terbuat dari campuran bahan-bahan seperti kecap asin, sake, gula,
bawang putih, dan wijen. Potongan daging berbentuk segi empat seringkali ditusuk
dengan tusukan dari logam sebelum dipanggang. Sayur-sayuran seperti paprika,
bawang bombay terkadang juga ikut dipanggang bersama daging.
Soba (蕎麦 atau そば?)
adalah salah satu jenis mi Jepang yang dibuat dari tepung gandum kuda. Dalam
bahasa Jepang, tumbuhan serealia gandum kuda juga disebut "soba".
Selain itu, istilah "soba" juga bisa berarti mi telur asal Cina yang
dimasak menjadi yakisoba atau ramen.
Orang Jepang mempunyai tradisi memakan soba di malam tahun
baru. Soba yang dimakan di malam tahun baru disebut toshikoshi-soba (soba
melewatkan tahun). Selain itu juga terdapat tradisi memakan soba sewaktu baru
pindah rumah. Soba yang dimakan untuk merayakan tempat tinggal yang baru
disebut hikkoshi-soba (soba pindahan).
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Soba
Ramen (拉麺;ラーメン?) adalah masakan mi
kuah Jepang yang berasal dari China. Orang Jepang juga menyebut ramen sebagai
chuka soba (中華そば soba dari Tiongkok?) atau shina soba (支那そば?)
karena soba atau o-soba dalam bahasa Jepang sering juga berarti mi.
Rebusan mi hasil buatan tangan atau buatan mesin diceburkan
ke dalam sebuah mangkuk berisi kuah yang dibuat dari berbagai jenis kaldu
(umumnya dengan dasar kaldu babi). Pada umumnya chasiu, menma, dan irisan daun
bawang ditambahkan di atas mi sebagai lauk atau penyedap.
Mi yang biasanya berwarna kuning dibuat dari terigu dengan
kadar gluten tinggi ditambah air dan bahan kimia tambahan seperti potasium
karbonat, natrium karbonat dan kadang-kadang asam fosfat. Bahan-bahan kimia
yang bersifat alkali mengubah sifat alami gluten dalam tepung terigu dan
membuat mi menjadi kenyal sekaligus mengaktifkan senyawa flavonoid yang
terkandung dalam tepung terigu sehingga mi berwarna kuning. Perbandingan air
dan tepung terigu adalah kira-kira 1 : 35%, semakin banyak air maka semakin
lunak pula mi yang dihasilkan.
Pada zaman dulu pembuatan mi di Tiongkok menggunakan air
asin dari danau Kan di pedalaman Mongolia yang mengandung garam mineral alami.
Di Jepang, bahan kimia tambahan untuk membuat mi sampai sekarang ini masih
disebut kansui (鹹水, secara harafiah: air dari Danau Kan). Seusai Perang
Dunia II, bahan kimia tambahan untuk mi yang berbahaya untuk kesehatan banyak
beredar di pasaran, tetapi sekarang bahan kimia tambahan sudah diatur dalam
standar JAS. Bahan kimia tambahan untuk mi juga mempunyai bau tidak enak yang
sering tidak disukai orang, sehingga di Jepang juga dibuat mi yang menggunakan
telur sebagai pengganti bahan kimia.
Di atas ramen umumnya ditambahkan penyedap berupa beraneka
ragam lauk seperti: chasiu, menma, telur rebus, sayuran hijau (seperti bayam),
irisan daun bawang, nori, atau narutomaki sebagai hiasan. Telur rebus untuk
ramen biasanya berwarna coklat karena direbus di dalam kuah bekas rebusan
chasiu. Sayuran sekaligus penyedap yang paling umum untuk ramen adalah irisan daun
bawang. Sebelum ditambahkan ke dalam ramen, sebagian penjual ramen lebih dulu
menggoreng irisan daun bawang di dalam minyak goreng.
sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Ramen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar